Al-Qur’an sebagai salah satu pedoman yang mewartakan prinsip dan doktrin ajaran islam mempunyai apa yang disebut dengan kepastian teks (qat’i al-wurud). Dalam proses menjaga kepastian teks tersebut, terdapat peran serta manusia yang salah satu caranya dengan menghafal Al-Qur’an. Namun, menghafal Al-Qur’an tidak semudah yang dibayangkan sebagaimana menghafal suatu lagu dan syair.
Yayasan Pendidikan Al-Madinah Tanjungpinang mengajak guru-guru Al-Qur’an Al-Madinah untuk meningkatkan kapasitas dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan metode STIFIn pada hari Sabtu, 15 Februari 2025 yang dihadiri sebagai moderator yaitu Ustad Galuh sulitiyo, Dimana dalam proses menghafal menggunakan suatu metode berdasarkan konsep STIFIn yang berkaitan dengan sistem kinerja otak atau yang dikatakan dengan mesin kecerdasan masing-masing anak. Metode STIFIn ini merupakan penerapan dari konsep STIFIn yang mengkompilasi dari teori-teori psikologi, neuroscience, dan ilmu sumber daya manusia.
Mengenali potensi genetik atau mesin kecerdasan diri manusia cukup mudah, dengan hanya melakukan scanning kesepuluh jari melalui prosedur Tes STIFIn Fingerprint, dan menunggu hasilnya yang hanya membutuhkan beberapa menit ketika pola-pola sidik jari dibaca oleh komputer, dan akan segera diketahui apakah mesin kecerdasannya Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling atau Insting (STIFIn). Dengan demikian, itulah genetika yang mungkin selama ini ada dalam diri yang kemudian seharusnya diasah oleh lingkungan yang tepat sebagaimana rumus STIFIn : ” Kenali Potensi Genetik, lalu Lingkungan dimaksimalkan untuk mengasah menjadi yang terbaik “. Dengan mengetahui mesin kecerdasan, maka anak-anak akan lebih mudah mengetahui metode menghafal Al-Qur’an sesuai dengan potensi masing-masing.
Dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan metode STIFIn ada beberapa tahap yaitu ada 3 tahapan menghafal :
- Pra Tahfizh ( tahap memperbagus bacaan Tahsin nya )
- Tahfizh ( tahapan bagi yg sudah lancar tahsin nya dan siap menghafal )
- Mutqin ( sudah selesai hafalan 30 juz, proses Muroja’ah )
Pada masing-masing tahapan ini yang menjadi pembedanya yaitu dari Mesin Kecerdasan setiap anak-anak, dimana posisi potensi genetik yang sudah diketahui, pada akhirnya dalam mengimplementasi metode STIFIn memudahkan dan membantu dalam maksimalisasi keakraban dengan Al-Qur’an. Dalam implementasinya, masing-masing potensi genetik ini mempunyai cara tersendiri dalam proses menghafal Al-Qur’an yaitu mesin kecerdasan Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting.